Yang masa SMP nya tahun 1990an kayak saya pasti pernah belajar Sejarah dimana salah satu bab nya mengupas tentang masa Pra Sejarah termasuk “Manusia-Manusia” pada era tersebut. Pasti familiar juga dengan daerah Trinil, Ngandong, Sangiran dan juga “Manusia-manusia” nya seperti Pithecanthropus erectus, Megantropus Palaeojavanicus, Homo Sapiens, Homo erectus dan sebangsanya. Di buku tersebut kita di doktrin bahwa asal-usul kita dari berasal “Manusia Kera yang Berjalan Tegak”, oh God… Benarkah? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengusik saya namun berlalu seiring berjalannya waktu … kalo istilah “Galau” sudah ada pada masa itu, mungkin itulah istilah yang bisa mewakili isi hatiku #apasih :p
Nah sobat, tanggal 12 Mei kemarin saya dan rombongan Asean Blogger mendapatkan kesempatan istimewa ni berkunjung ke Museum Sangiran yang terletak di Desa Krikilan, Kec. Kalijambe, Kab. Sragen. Wilayah ini berada kurang lebih 2 km dari jalan raya Solo-Purwodadi atau kurang lebih berjarak 15 km ke utara dari Kota Solo. Satu jam kemudian kami sampai di Gapura Situs Sangiran yang berada di jalur jalan raya Solo–Purwodadi. Gapura ini dapat dijadikan penanda menuju Situs Sangiran. Jarak dari gapura situs Sangiran menuju Desa Krikilan kurang lebih 5 km.
Saya ingin mengenal lebih dalam tentang apa yang sebenarnya ada disana, bagaimana sejarah zaman pra sejarah, apakah benar “Manusia” tersebut adalah nenek moyang kita? Sedangkan saya telah mendengar bahwa teori Evolusi Darwin telah dipatahkan dan manusia yang ada saat ini merupakan keturunan Nabi Adam yang merupakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan telah diberi akal untuk mengarungi kehidupan di dunia. Cailahhh… Nah, terus yang duluan yang mana donk, “Manusia Purba” dahulu atau Nabi Adam?
Oke balik dulu yah ke perjalanan saya hari minggu lalu.. saya beserta rombongan yaitu sekitar 150 orang peserta Asean Blogger 2013 menelusuri kehidupan “Manusia Purba” di Museum Sangiran. Sebenarnya saya ingin juga ke Candi Sukuh, namun karena waktunya bersamaan maka saya harus memilih. Mungkin di kesempatan yang akan datang bisa juga berkunjung kesana. Saya termasuk pecinta museum karena dengan mempelajari sejarah maka kita dapat banyak belajar dari kehidupan masa lalu.
Sangiran merupakan situs penting di dunia yang berawal dari penggalian yang dilakukan oleh peneliti asal Jerman G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1930an ketika menemukan fosil Pithecantropus Erectus dan tahukan anda bahwa jumlah fosil yang ditemukan disana merupakan separuh dari total “Manusia Purba” di dunia. Karena penemuan tersebut, situs Sangiran masuk dalam salah satu situs warisan dunia (world heritage) UNESCO pada tahun 1996. Selain fosil, disini juga ditemukan banyak artefak berupa alat-alat yang terbuat dari batu dan juga ditemukan banyak jejak kehidupan binatang-binatang purba seperti gajah purba, badak purba, kerbau purba, buaya purba dll.
Kami berangkat dari Hotel Kusuma Sahid, ketika sampai saya sangat kagum dengan luasnya areal museum yang menurut informasi mencapai 59km2, wuih… ternyata juga museum ini baru selesai di renovasi dan di resmikan pada tanggal 15 Desember 2011 lalu. Kemudian kami masuk ke areal museum. Saya sangat kagum dengan interior museum, kecanggihan serta kebersihannya. Agak prihatin juga ketika saya bandingkan dengan museum Kartini yang saya kunjungi dua bulan lalu di Jepara, ah.. semoga pemerintah Kab. Jepara segera merenovasinya sehingga bisa lebih terawat dan menarik untuk dikunjungi.
Perjalanan kami dimulai dengan memasuki sebuh lorong yang bersih menuju ruang display 1, namun sebelum sampai sana ada tulisan yang menarik perhatian saya yaitu :
Wow! I can’t believe it! Saya berdiri di atas lapisan tanah berusia 1,8 tahun yang mana merupakan lapisan volkanik paling tua di Sangiran, hasil erupsi Gunung Lawu. Saya serasa berada di kehidupan masa lalu. Di areal sebelum ruang pamer 1, disamping kiri bawah terdapat beberapa penjual souvenir. Saya masuk ke ruang pamer 1 dimana pengunjung akan disuguhi dengan fosil “Manusia Purba”, fosil hewan purba mulai dari gading dan paha gajah purba, tanduk kerbau purba, tengkorak “Manusia Purba” seperti dalam Teori Darwin, buaya purba, dan juga perkakas yang digunakan oleh “Manusia Purba” tersebut seperti kapak perimbas, kapak persegi dll. Dan tahukah anda bahwa fosil Homo Erectus di Sangiran yang berjumlah kurang lebih 100 mewakili lebih dari setengah populasi Homo Erectus di dunia. Tak heran kalo banyak peneliti dunia melakukan penelitian di Sangiran. Disana terdapat juga diorama kehidupan “Manusia Purba” dimana pada periode 500.000 tahun yang lalu merupakan masa keemasan Homo Erectus di Sangiran. Mereka hidup di lingkungan hutan terbuka di antara dua gunung api dengan aliran sungai dan danau di sekitarnya serta aneka ragam fauna yang sangat kaya. Mereka melakukan aktivitas sehari-hari seperti membuat alat batu, berburu dan meramu.
Kemudian saya menuju ruang pamer 2 dimana pengunjung bisa memeroleh pengetahuan tentang terbentuknya alam semesta yang terkenal dengan istilah Big Bang, meskipun kebenarannya masih Wallahualam bi Sawab. Selain itu ada juga pengetahuan tentang awal mula terbentuknya pulau Jawa hingga berbagai penemuan dunia lainnya. Selain penemuan dalam bentuk fisik seperti fosil, batu purba, replika manusia dengan berbagai type berdasarkan zamannya dan ada juga diorama para peneliti seperti Eugene Dobuis yang berhasil menemukan Missing Link teori Mbah Darwin juga tentang perjalanan revolusi manusia dari zaman kera sampai seperti Manusia. Selain itu untuk lebih memudahkan pengunjung tersedia juga sarana multimedia semacam LCD touch screen yang memudahkan pengunjung untuk mempelajari lebih dalam. Ga usah khawatir kegerahan juga, karena ruangannya full AC 🙂
Dannn….. semua keterangan yang ada di Museum Sangiran tersedia dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris jadi untuk turis asing ga usah khawatir ga ngerti deh :p ya asal bule nya juga bisa Bahasa Inggris 🙂 yang paling membuat saya “WOW” adalah ketika mendatangi fosil dimana disana terdapat tulisan “Sentuhlah aku.. aku adalah fosil gajah purba yang berusia 500.000 tahun… hiii… agak-agak gimana gitu pegangnya, bayangin sobat kita terpisah hidup selama ratusan ribu tahun lalu dan masih bisa menyentuh fosilnya.. Subhanallah …
Kemudian saya masuk ke ruang pamer 3 yang banyak menunjukkan perkembangan Homo Erectus sampai manusia masa kini. Diruang pamer 3 saya melihat fosil Manusia dimana dalam keterangannya ditemukan di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan, Jawa Timur berusia 7.000 tahun. Ciri fisik diperkuat dengan tes DNA menunjukkan ras mongoloid, indivudu Austronesia sekarang yang awalnya ditafsirkan berasal dari Taiwan, berdasarkan teori out of Taiwan. Nyatanya individu dari Sang Keplek (Punung, Pacitan) menunjukkan individu paling tua dari bangsa-bangsa penutur bahasa Austronesia.
Disana juga terpampang sampul majalah “Newsweek” yang sayangnya kamera dan hp saya mati sehingga ga bisa mengabadikan lebih banyak. Sampul tersebut menunjukkan pertentangan tentang asal usul manusia, apakah benar manusia berasal dari “Manusia purba” atau dari Nabi Adam? Ataukah Nabi Adam itu “Manusia purba”? Hiii………. padahal jelas-jelas Nabi Adam di ciptakan sebagai makhluk yang sempurna dan jauh dari gambaran Manusia yang buruk rupa menyerupai kera. Setelah banyak berdiskusi dengan orang yang lebih mengerti saya meyakini bahwa “Manusia Purba” bukan merupakan nenek moyang manusia dan tidak juga Nabi Adam terlahir seperti yang di gambarkan oleh “Manusia Purba” tersebut. Nabi Adam terlahir sekitar 8.000 tahun yang lalu, sedangkan usia manusia purba mencapai ratusan bahkan jutaan tahun yang lalu. Mereka merupakan mahkluk yang menyerupai manusia. Nabi Adam terlahir dengan bentuk dan kemampuan akal yang sempurna untuk mengemban khalifah di muka bumi ini. Ada keterangan yang terpampang disana dan mengandung pesan yang bagus:
“Manusia modern adalah species yang langka kalau bukan satu-satunya. Hanya manusia yang dapat berbahasa, menciptakan teknologi, berkarya seni, memiliki ilmu pengetahuan dan belajar dari masa lampau. Dengan kata lain, species satu-satunya yang menghasilkan budaya. Sejarah evolusi manusia mengajarkan pada kita, bahwa semua keunggulan itu adalah hasil suatu proses panjang yang terjalin oleh keberuntungan, kecerdasan dan keberhasilan manusia menjalin hubungan sosial. Karena itu, hakikat kemanusiaan tidak terletak pada keberhasilannya memenuhi kebutuhan ragawi tetapi justru pada kemampuan manusia untuk belajar terus memelihara kepedulian sosial, saling menghormati, tenggang rasa, dan memiliki cinta kasih. Itulah yang membedakan manusia dengan dari makhluk lain”
Namun tetap saya tidak menyetujui pernyataan tentang evolusi manusia tersebut. Saya setuju bahwa manusia merupakan makhluk yang paling tinggi kedudukannya, manusia dipercaya mengemban misi untuk menciptakan peradaban dan kedamaian di bumi karena manusia dibekali oleh akal pikiran yang sempurna. Maka dengan kecerdasannya pula manusia menciptakan banyak karya untuk kemaslahatan umat, lembaga-lembaga sosial, badan-badan perdamaian dan masih banyak lagi. Namun dengan kecerdasannya pula, masih banyak manusia yang berlaku aniaya, saling memusnahkan di muka bumi dan melakukan kerusakan. Tidakkah mereka belajar dari sejarah masa lalu bahwa “Manusia Purba” musnah salah satunya karena mereka berlaku aniaya terhadap sesama mereka. Ya faktor keserakahan membuat perdamaian jauh dari angan… namun tidakkah lebih indah jika kita bersama saling bergandengan tangan membangun bumi yang nyaman sebagai tempat tinggal, bumi yang akan selalu nyaman menjadi tempat tinggal untuk anak cuku kita nanti?? Entahlahh … duhhh.. berat banget dehh bahasanya 😀
Sungguh perjalanan luar biasa ke Situ Sangiran ini, banyak pengetahuan dan pembelajaran yang saya dapat. Saya merekomendasikan Situs Sangiran menjadi rekomendasi wisata yang asyik dan murah meriah. Bayangin aja, biaya masuk untuk wisatawan domestik hanya dikenakan Rp.5.000/pengunjung. Selain itu disana juga menawarkan pemandangan hijau lahan persawahan serta perbukitan. Situs ini perlu disebarluaskan kepada generasi muda bahkan sampai ke mancanegara supaya mereka ikut melestarikan warisan dunia yang menakjubkan ini agar tidak punah oleh waktu. Selain itu yang saya suka adalah berbeda dengan museum pada umumnya yang menempatkan objek di dalam kaca sehingga memberi jarak dengan pengunjung, Museum ini menempatkan beberapa fosil di tempat terbuka sehingga pengunjung bisa menyentuh dan merasakan sensasi kelampauannya.
Oya sobat.. jika berwisata dan bingung dengan tempat penginapan, sobat bisa juga menggunakan www.pegipegi.com, pegipegi adalah salah satu situs agensi travel online terbesar di Indonesia yang akan membantumu mengatur kebutuhan berpergian anda, baik untuk kebutuhan bisnis maupun liburan dengan metode yang sederhana. Mengapa memilih pegipegi? Alasannya karena mudah untuk memesan dan membayar kapanpun dan dimanapun, pilihan ratusan hotel yang banyak, metode pembayaran yang beragam, konfirmasi instan dan dukungan call center 24 jam dalam seminggu! Selain itu, seringlah mengecek website nya untuk menemukan update informasi seperti promo, quiz, dan informasi menarik lainnya. Wuihh… ngiler.com.
Al in all ..Yuk berwisata museum!! ^.^
Leave a reply to carolineadenan Cancel reply